Connect with us

SBB

Pulang Bawa 6 Medali PON XX Papua, Atlet Dayung Maluku Terlantar di Bandara Pattimura

Atlit Asal Ambon di Biarkan Terlantar di Bandara Pattimura Saat Tiba Dari PON XX Papua | Foto Istinewa

Laporan: Memet

AMBON-EKSPRESIMALUKU.com- Tim dayung Maluku berhasil mempersembahkan 3 medali emas, 2 medali dan 1 medali perunggu untuk Maluku di pentas Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX di Papua.

Sayang, ketika mereka tiba Bandara Internasional Pattimura, Desa Laha, Teluk Ambon, Kota Ambon, kemarin pagi, Nyong Memo dan kawan-kawan tidak dijemput oleh pemerintah provinsi, padahal duta-duta olahraga andalan seribu pulau ini sudah memberikan yang terbaik bagi Maluku di multievent olahraga empat tahunan itu.

“Halo guys kita pulang dari PON kita jalan sendiri guys. Ini atlet terlantar guys. Ado kasihan lawang Maluku eee. Memo pulang ka Osi cari jalan sandiri,” ujar Chelsea Corputty, Peraih PON Dayung Papua di facebook miliknya saat tiba di Bandara Pattimura.

Dalam unggahan video berdurasi 8 menit 41 detik itu, terlihat atlet, pelatih dayung serta pelatih dari beberapa cabor lain sementara mengemas barang-barangnya sambil menunggu jemputan.

“Kaka sampe sini, tapi katong seng dapa jemput. Sudah kaka su sampe ini tapi seng ada yang jemput. Cari jalan masing-masing ,” kata Chelsea dalam video itu sambil tertawa.

“Ayah-ayah katong pulang, katong dapa terlantar ayah. Seng ada yang jemput. Ini Mama Itin su mau pulang, cari jalan sandiri. Dada Mama Itin, dangke banyak lai su berjuang,” imbuhnya.

Bukan hanya itu, selama dua jam menunggu di bandara, tapi tidak dijemput juga. Hal ini membuat mereka kelaparan.

Katong su lapar, makanya katong mau cari angkutan jua supaya bisa pulang ke rumah,” kata atlet yang lain.

“Sampai disini dulu, beta mau pulang makan ikan bakar karena su lapar,” imbuh dara manis ini.

Ketua Pengprov PODSI Maluku, Anos Yeremias mengaku sangat menyesalkan dan kecewa atas kondisi yang dialami rombongan tim dayung Maluku ini.

“Rombongan dayung dari Makassar pagi dengan pesawat Garuda. Mereka sama-sama dengan beta di Makassar. Tapi beta berangkat belakangan dengan pesawat Sriwijaya. Karena beta beli tiket sendiri, tidak diurus KONI Maluku. Ada selisih satu jam lebih antara Garuda dan Sriwijaya. Tapi beta kaget, saat mendarat dan buka HP, ada pesan dan video masuk dari atlet bahwa mereka belum ada jemputan dan tidak tahu mau kemana?,” beber Anos, seperti dilansir dari suaramaluku.com.

Anggota DPRD Maluku ini bilang, ada sekitar 1 jam lebih kemudian rombongan dayung itu dijemput tiga bis milik Pemprov Maluku yang dikelola Panca Karya. Tidak ada penjemput dari KONI atau Pemprov, hanya tiga sopir yang bawa bis tersebut.

Rombongan dayung lantas diarahkan ke Wisma Haji di kawasan Waiheru untuk pemeriksaan kesehatan mereka terkait Covid 19.

Namun apa yang terjadi? “Petugas satgas Covid di Wisma Haji kaget atas kedatangan rombongan tim dayung. Mereka bilang belum ada kordinasi dan pemberitahuan. Rombongan bingung, sudah lapar juga. Beta yang baru tiba langsung telepon pak Far Far di Pemprov, lalu beliau kordinasi dengan Plh Sekda. Beta lantas diminta untuk arahkan personil tim dayung karantina mandiri di rumah masing’masing saja,” tutur Anos, sedih campur kecewa.

Ia menambahkan, karena rombongan sudah lapar. Kemudian ada nasi kotak yang dibawakan untuk mereka makan, entah dari siapa? Tapi tanpa air mineral. Dirinya lantas beri uang untuk anggota tim pergi beli tiga karton air mineral.

Dari kejadian ini. Anos mengakui kecewa dan menyesalkan. Pasalnya, cabor dayung sukses sumbangkan 3 emas, 2 perak dan 1 perunggu untuk keharuman nama Maluku di arena PON, kok mendapatkan perlakuan seperti begini. Bagaimana nanti cabang lain yang belum berprestasi?

“Bung bayangkan. Beta yang ketua PODSI Maluku, tiba belakangan selisih satu jam lebih, bisa ketemu rombongan dayung di Wisma Haji. Beta sendiri yang urus mereka sejak di Papua, transit Makassar hingga di Ambon. Padahal beta tidak diurus KONI Maluku, beta urus diri sendiri dan rangkap urus tim dayung. Padahal untuk PON itu tugas Satgas KONI,” kesalnya. 

Advertisement

Gempa terkini di Indonesia

More in SBB