Laporan:Fatahilla Sia
AMAHAI,EKSPRESIMALUKU.com – Tarian Hadrat merupakan salah satu seni kebudayaan bernuansa islami yang dilakukan dalam waktu tertentu. Di setiap Desa/Negeri di Maluku, Hadrat paling banyak dilakukan umat muslim saat Idul Adha atau Idul Qurban. Dimana hewan kurban diarak keliling kampung sebelum dikurbankan.
Sama seperti yang dilakukan masyarakat Desa/Negeri Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Hadrat di Negeri Sepa, biasanya dimulai pukul 15.00 WIT atau selepas Ba’dah Ashar.
Kasi Pemberdayaan Masyarakat Negeri Sepa, Husen Namasela mengatakan, Hadrat telah menjadi tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh pada leluhur dan hingga kini masih tetap dijaga dan dilestarikan.
“ Hadrat di Sepa ini sudah menjadi tradisi yang turun temurun dari leluhur Kami. Hingga sekarang pun masih dijaga keasliannya dan terus di lestarikan dari generasi ke generasi “, Ungkap Namasela kepada EKSPRESI MALUKU yang ditemui usai Hadrat. Rabu, (22/08/2018).
Hewan kurban seperti kambing biasanya dibungkus dengan kain putih dan digendong. Kemudian diarak keliling kampung atau Negeri. Setelah itu berakhir di Masjid Raya Al-Falah Negeri Sepa untuk dikurbankan. Sementara sapi telah dikurbankan pada pukul 10.00 WIT atau pagi hari, usai Shalat Idul Adha. Urainya.
Ratusan orang, tua dan muda berkeliling kampung menari diiringi tabuh rebana dan lantunan shalawat serta dzikir, seraya mengucap syukur mengangungkan keagungan Sang Pencipta. Mereka membentuk barisan panjang dengan gerakan serta pakaian yang seragam, menghempas saputangan (lenso;bahasa daerah) secara silang dari kanan ke kiri maupun sebaliknya.
Tokoh masyarakat Said Ahmad Bin Syeh Abubakar yang merupakan tokoh seni islam di Negeri Sepa, ketika ditemui di kediamannya mengungkapkan, Hadrat yang dilakukan setiap datangnya Hari Raya Idul Adha atau Lebaran Haji itu, sekaligus menjadi wahana untuk mempererat hubungan silaturahmi diantara warga.
“ Selain menjadi warisan budaya leluhur, tradisi Hadrat yang dilakukan setiap tahun sekali atau pada Idul Adha ini menjadi sebuah perekat Ukhuwah Islamiah diantara sesama warga atau sesama muslim “, Tutur Abubakar.
Pada Hari Raya Idul Adha sebelumnya, seluruh warga ikut serta. Bahkan warga dari Dusun sekitar, turut mengambil bagian dalam barisan hadrat. Namun, pada Idul Adha 1439 Hijriah tahun 2018, tidak seramai dan sepadat sebelumnya. Selebihnya karena faktor cuaca dan hanya pemuda dan para bapak serta puluhan anak-anak yang terlibat. Paparnya.
“ Meski tidak seramai pada Idul Adha sebelumnya. Namun, Hadrat tetap berjalan tertib dan lancar hingga selesai. Saya berharap, nilai keindahan (estetika) Hadrat ini tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat. Khsusnya bagi generasi penerus di Negeri ini. Sehingga tidak hilang termakan jaman “, Pinta Abubakar.
Hadrat mengelilingi kampung dengan mengarak hewan kurban, berakhir finish di area Masjid Raya. Kemudian, hewan kurban seperti beberapa ekor kambing disembelih atau dikurbankan khusus dilakukan oleh Imam Besar Masjid Raya Negeri Sepa, H. Mahmud Wakano.
Untuk diketahui, pada Idul Adha 1439 Hijriah, 2018 Masehi, pengurus Masjid Raya Al-Falah mendapat sumbangan hewan kurban, 9 ekor sapi dan 5 ekor kambing. Baik dari Desa/negeri maupun perorangan/pribadi.