AMBON, EKSPRESIMALUKU.com – Puncaknya arus mudik lebaran menggunakan kapal Pelni, membuat pihak perusahan pelat merah itu pusing tujuh keliling. Pemudik memaksa naik kapal, sementara kapasitas penumpang melebihi bobot kapal. PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) mempunyai 28 kapal penumpang untuk melayani angkutan di pelabuhan seluruh Indonesia.
Gubernur Maluku, Said Assagaff katakan, tidak ada pembatasan tiket kapal. “Yang ada itu bukan pembatasan penjualan tiket, namun kita lebih utamakan keselamatan. Saat ini cuaca kadang berubah dalam waktu yang tak tentu, lantas jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka yang bertanggung-jawab itu Pelni dan Pemerintah, olehnya itu, keselamatan perlu diutamakan,” kata Gubernur kepada wartawan usai mengikuti kegiatan buka puasa bersama dengan Kejati Maluku pada Sabtu(11/7/2015).
Menurutnya, pembatasan tiket kapal yang dilakukan oleh pihak Pelni kepada calon penumpang Kapal pada dua kali perjalanan KM. Tidar jurusan Ambon, Banda dan Tual pada pekan kemarin, serta Ambon-Bau-Bau Sulawesi Tenggara ini sudah sesuai dengan aturan.
Sementara ini, Kapal yang akan digunakan untuk mengangkut penumpang yang hendak melakukan mudik ke kampung halaman mereka sedang dialihkan ke daerah lain, sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat. Seperti yang terjadi pada KM. Kalimutu yang saat ini sedang melayani penumpang mudik di Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera.
Dikatakan, daerah Kepulauan Riau memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dari pada Maluku. “Karena KM. Kalimutu dialihkan ke Provinsi Kepulauan Riau, maka KM. Pangorango akan difungsikan untuk melayani penumpang mudik ke Kepulauan Banda, Maluku Tengah. Dan Pemerintah tetap mengutamakan keselamatan pada kapasitas muat kapal,” Jelasnya.
Sesuai dengan putusan bersama, tingkat toleransi yang akan diberikan oleh Pemerintah kepada penumpang kapal hanyalah 10 persen, itu berarti jika kapasitas kapal hanya 1000 orang, maka bisa ditambahkan sebanyak 100 orang. “Kalau tahun-tahun kemarin itu ada penambahan hingga mencapai 1500 sampai 2000 penumpang, namun tahun ini tidak bisa terulang, karena keselamatan itu adalah hal utama”Ujar Assagaff. (Han)