Laporan:Ekspresi Maluku
MASOHI,EKSPRESIMALUKU.com – Ketua Komisi I DPRD Maluku, Amir Rumra meminta pemerintah segera menyelesaikan konflik antardesa di Pulau Haruku.
Rumra meminta Bupati Maluku Tengah harus bertanggung jawab menyelesaikan konflik yang terjadi.
Terlebih, pemerintah harus menyelesaikan permasalahan tapal batas antar desa agar tidak terjadi konflik terus-menerus.
“Pemerintah harus selesaikan akar masalahnya dulu, soal penyelesaian tapal batas dan sebagainya bicarakan dulu,” kata Rumra kepada awak media di Masohi, Maluku Tengah, Selasa, 15/02/2022.
Pasalnya masalah tapal batas antar desa di Pulau Haruku kerap memicu konflik antar desa bertetangga itu.
Rumra menegaskan, pemerintah harus turun langsung menyelesaikan masalah tapal batas.
“Pemerintah boleh bicara soal pembangunan rumah, cuma yang kita harapkan adalah memang betul-betul penyelesaian masalah harus dari akarnya,” ucap dia.
“Kalau dibiarkan berlarut-larut nanti akan menimbulkan konflik lagi, khususnya dalam lingkup masyarakat itu sendiri. Jadi kalau bisa masalah ini jadi prioritas yang harus segera diselesaikan,”
Sementara, soal pembangunan rumah warga Desa Kariuw yang terbakar akibat konflik kata dia, pemerintah daerah baik Provinsi Maluku, maupun Kabupaten Maluku Tengah harus segera merealisasikannya.
Dia menyebut, tidak etis jika pemerintah beralasan tak punya anggaran.
Namun baiknya dilakukan, setelah akar masalah yang menyebabkan terjadinya bentrok diselesaikan.
“Berapapun banyaknya kerusakan akibat konflik yang terjadi harusnya ada komitmen kuat dari seorang kepala daerah untuk dapat menyelesaikan persoalan, bukan malah sebaliknya,”
“Intinya, saya mau bilang, mau bangun rumah berapapun bisa selesai, cuma apakah bisa selesaikan masalah,”tanya dia.
Sebelumnya, bentrok dua desa bertetangga di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku tengah pecah pada Selasa (26/2/2022).
Bentrok yang dipicu sengketa hak ulayat itu menyebabkan tiga warga meninggal dunia, empat luka-luka termasuk seorang anggota polisi.
Bentrokan juga menyebabkan 211 rumah warga terbakar, sehingga memaksa seluruh warga Kariuw mengungsi dari desa mereka.
Bentrokan itu juga menyebabkan puluhan sepeda motor dan mobil milik warga terbakar. Selain itu ribuan tanaman umur panjang warga seperti cengkih dan pala juga ditebang. (*)