Connect with us

SBB

Setelah diserang, Klarifikasi Dirtek PSSI Maluku Malah “Kebakaran Jenggot”

Foto:Ist

Laporan:Memet

Piru-EKSPESINALUKU,com_ADa-ada saja sikap tak sportif yang dipertontonkan sejumlah pemerhati sepakbola Maluku, di tengah seleksi provinsi, bagi kebutuhan pemain tim nasional usia, 16 dan Timnas 19 tahun ini.

Lebih dulu mengkritik Direktur Teknik Asosiasi Provinsi PSSI Maluku, Gafar Lestaluhu di media sosial seputar kuota Asosiasi Kabupaten PSSI Maluku Tengah lebih banyak dari asosiasi PSSI kabupaten dan kota lain di wilayah ini, setelah diklarifikasi Gafar yang juga Ketua Asosiasi Pelatih Sepakbola Indonesia (APSI) Maluku para pemerhati sepakbola tersebut “kebakaran jenggot”. Jumat, 02/04/2021

Sejumlah pemerhati sepakbola yang tidak nyaman setelah ditanggapi Gafar, yakni Marco Tomasoa, Reza Syaranamual, Andi Erick Manuhuttu, Roy Sipaheluth, pemilik akun ” Beta Pace” dan lain-lain.

Sebelumnya Erick yang juga Wakil Ketua “Basudara Maluku Global” menuding Gafar dengan kata-kata hinaan,seperti bodong,”kaskadu”, dan Gafar sontoloyo sudah dilaporkan ke PSSI Pusat pagi ini dan kata fitnahan lainnya

Status Erick ikut ditanggapi di akun fesbuk oleh Tomasoa dan Sipaheluth, menurut Erick saat ini bukan lagi zaman Orde Baru di mana PSSI menjadi event organizer. “Siapapun bisa menggelar event tanpa rekomendasi dari PSSI,” tulis Erick di akun fesbuknya.

Merasa pernyataan Erick yang juga pernah mencalonkan diri sebagai calon Anggota DPR RI daerah pemilihan Maluku dari Partai Solidaritas Indonesia itu di luar konteks dan seakan-akan tak paham regulasi sepakbola, Gafarpun angkat suara.

Gafar menyatakan Asprov PSSI Maluku adalah otoritas sepakbola tertinggi di wilayah ini. PSSI sendiri, sebut, Gafar, melaksanakan peran sebagai regulator dan operator kompetisi di semua jenjang dengan target lebih tinggi ke timnas. “Artinya event sepakbola apapun di Maluku harus mendapat rekomendasi Asprov PSSI Maluku karena ini menyangkut penugasan wasit dan perangkat pertandingan lainnya. Katanya

Di luar izin PSSI Maluku, layak dikategorikan sebagai event-event sepakbola liar dan ilegal,” papar Gafar yang pernah mengantarkan Nusaina FC Maluku juara ketiga Piala Soeratin U-18 di Sidoarjo, Jawa Timur, 2017 silam itu

Pelatih berlisensi B AFC tahun 2019 itu menjelaskan, wajar jika kuota Maluku lebih banyak dari Askab dan Askot lainnya, karena luas wilayah dan potensi pemain yang melimpah.

“Seleksi yang kita lakukan objektif dan rasional. Kita juga sesuaikan anggaran dan luas wilayah. Jika ada penilaian lain silahkan seleksi sendiri dan usul nama-nama pemain ke PSSI Pusat”. Ucapnya

Saya tantang orang-orang yang tidak objektif menilai proses yang selama ini kita lakukan dengan izin dan rekomendasi Asprov PSSI Maluku,” tutup Gafar santai

Advertisement

Gempa terkini di Indonesia

More in SBB