Tuan dan puan
Sudi tak sudi bisa ada yang sedih
sebab gundulnya rohani membunuh jasmani
Sakit
Nyeri
Belajar mencari-cari itupun tak lagi dilakoni
Di sudut huru-hara
muncul sejuta pongah dengan delik yang menganga
Dari arah pikir
semua bisa benar-benar lumpuh kemudian tumpul
lalu mengaku melankolis padahal memupuk buntung
hahaha
Tuan dan Puan apakah ingat akan untung dalam pijakan tasbih?
Tuan dan Puan apakah lupa akan Iqro yang mengundang tangis gerakan Qalam?
Untuk apa Bismirabikalajihalaq
sedang tuan-tuan merasa suci atas hati dan pikiran
Mana pendidik yang serupa jibril dengan tegas menguras pikir
Sedang dalam bulu kuduknya merinding
takut menantang dalam lentera
Puan dan tuan lupa akan pekikan pejuang pupus kedunguan
Bukankah tuan dan puan adalah pemimpin?
Culas karena hedonis mengubah insan menjadi iblis
Serupa antara bodoh kebodohan
Serupa akan lawan dan tantang
Hingga tak sudi merasa rugi atau sesal menyesal
Tuan dan puan
serupa patung pajangan
indah namun tak ada kesan: hidup tanpa mendulang pengetahuan
Tuan dan puan
biasakan bercinta
Bukan denganku
Bukan dengan temanku
Tetapi untuk Buku
Karena satu alasan
Ia mulai usang di lemari panjang
Ia mulai punah dalam ruang berliku.
RABU 29 MEI 2019
Catatan:
1. Tentang penyair: Asril Luhulima. Lahir di Asilulu. Jazirah Leihitu. Maluku. 19 September 1997. Sedang belajar di jurusan Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam Negeri, Ambon.
2. Ilustrasi dari: Penuliscilik.com