AMBON-EKSPRESIMALUKU.com_ Penjabat Gubernur Maluku. Sadali Le, diminta dengan tegas untuk mengevaluasi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku. Dr. Ir. Insun Sangadji, M.Si, dari jabatannya.
Permintaan tersebut disampaikan salah satu pemerhati Wartawan yang enggan namanya disebut, menyampaikan, pj Gubernur harus tegas dan bijak dalam melihat perilaku setiap Kepala Dinas di Provinsi saat berkunjung di Kabupaten. Kepala Dinas dimaksut adalah Dr. Ir. Insun Sangadji, saat berkunjung di SBB beberapa waktu lalu menolak untuk diwawancarai oleh beberapa awak media di Kabupaten Bertajuk Saka Mese Nusa itu.
” Apapun situasinya dan keadaannya, Sebagai seorang figur publik, dalam setiap kunjungan harus melayani setiap wartawan jika ingin diwawancarai. Bukan sebaliknya, menolak tanpa memberikan alasan, itu artinya tidak menghargai teman teman wartawan umunya dan hususnya di SBB,” Jelas Sumber. Jumat, 23/08/2024.
Lanjut Sumber, sebagai pemerhati wartawan, maka sikap dan tindakan yang dilakukan Sangadji pantas untuk di Evaluasi, kalu perlu diberhentikan dari jabatannya.
Demi menjaga nama baik lembaga pemerintahan yang ada diprovinsi Maluku. Serta menjaga stabilitas kenyamanan menjelang pilkada serentak, maka Pj Gubernur. Bapak Sadali Le, harus tegas dan bijak untuk mengevaluasi Kadis yang tidak bermoral itu.
” Setiap wartawan punya hak untuk mewawancarai siapa saja yang berhubungan dengan pemberitaan, namun jika yang bersangkutan menolak maka pantas untuk dipertanyakan kunjungan tersebut,” Ungkapnya.
Sumber juga menambahkan, jika pj Gubernur tidak mengevaluasi Kadis yang bersangkutan untuk meminta maaf kepada teman teman wartawan yang ada di SBB, maka Pj Gubernur pun dengan sengaja mencidarai nama baik mantan Gubernur Maluku (MI). Mengapa.? Karena penolakan Sangadji untuk diwawancarai dapat menimbulkan opini liar yang mengarah kepada kunjungan politik terhadap salah satu Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.” Terangnya.
Untuk menghindari opini tersebut, maka Penjabat gubernur harus mengevaluasi Sangadji agar meminta maaf terhadap sikap arogansinya.
” Mana ada pejabat publik hendak diwawancarai lansung berkata, Saya tidak mau diwawancarai, dan lansung pergi tanpa meberikan apa alasannya,” Terang sumber.