Laporan: Mediaharapan.com
JAKARTA, EKSPRESIMALUKU.com – Aksi kekerasan menggunakan air keras terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan, menjadi perhatian banyak orang.
Ungkapan empati datang dari berbagai kalangan, Salah satunya ada penyair asal Maluku Rudi Fofid.
Pada akun facebook Rudi Fofid Alifuru Togutil, penyair yang biasa disapa Opa Rudi itu menyiarkan puisi berjudul Episode Novel Baswedan.
Puisi terdiri atas tiga bait septima, berisi dukungan kepada Novel untuk tidak gentar menghadapi teror.
Kepada Media Harapan di Jakarta, Selasa (11/4), Opa Rudi menyebutkan, teror kepada pejabat negara di ibukota republik telah merusak kedamaian, keamanan, kemanusiaan. dan kebudayaan kita sebagai sebuah bangsa yang besar.
“Hukum kita sebagai panglima, telah dilecehkan oleh perbuatan teror seperti ini,” paparnya.
Dia berpendapat, tindakan menyiram pejabat negara dengan air keras, bukanlah sebuah tindakan biasa melainkan tindakan luar biasa. Sebagai sebuah tindakan luar biasa, dirinya yakin ada sebuah skenario yang menghubungkan pelaku lapangan dan pemberi komando.
“Semua ini patut diduga ada kepentingan besar. Novel Baswedan dalam jabatannya adalah orang yang dianggap mengancam kepentingan besar tersebut,” tandasnya.
Namun menurut penerima Maarif Award 2016 tersebut, untuk tidak menimbulkan spekulasi yang luas, kepolisian Indonesia dengan segenap kewenangannya harus mampu mengerahkan semua keahlian profesional untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Saya harap, polisi dapat menangkap pelaku, dan menemukan tokoh tersembunyi di balik kasus ini,” ujar Opa Rudi.
Jika polisi tidak tuntas mengusut kasus ini, dia khawatir akan menjadi preseden buruk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Alasannya, teror akan menjadi metoda untuk melemahkan pejabat negara, terutama para penegak hukum.
Opa Rudi berharap, Novel Baswedan tetap teguh menghadapi teror ini dan tidak kendor.
Demikian juga jajaran kejaksaan di seluruh Indonesia, sampai ke penyidik KPK.
“Percayalah, rakyat Indonesia berada di belakangmu, Novel Baswedan,” pungkasnya.
Berikut ini adalah puisi yang ditulis Opa Rudi pada akun facebooknya.
“EPISODE NOVEL BASWEDAN”
Bahkan di dalam novel paling horor,
Tak ada lakon air keras membasuh muka
Biarlah, padamu air keras itu jadi pupuk
Menyuburkan mata-mata tunas
Mata keadilan dan mata kebenaran
Sehingga tumbuh menjadi tiang tegak
Jadi rimba dambaan segala makhluk
Mari keraskan jantung
Sebab tikus-tikus sudah terkepung
Mari keraskan hati
Sebab hantu blau sudah kesiangan
Mari keraskan empedu
Sebab ludah penipu sudah jadi asam sulfat
Mari tulis novel baru dengan pena yang tak penakut
Maka kelak di dalam novel hukum Indonesia
Kita akan membaca riwayat para pendekar
Juga lukisan karikatur si berat bertopeng hitam
Maka jangan goyah, tetaplah keras
Bacakan tuntutan dengan suara keras
Sebab takbir akan bergema keras
Walau senja nanti, kiamat akan turun
Jakarta , 11 April 2017