MALTENG,EKSPRESIMALUKU.com – Komoditas kemaritiman Maluku dengan Potensi perikanan 1.627.500 ton/tahun merupakan faktor utama menjadikan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN). Hal tersebut disampaikan guru besar Universitas Pattimura (Unpatti) Prof. Dr.rer.nat, Ir. Abraham Seumel Khow, M.Phil saat membawakan materi Potensi Maluku Dalam Poros Maritim Dunia pada Seminar Nasional Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) II 2016 yang mengusung tema “Mengembalikan Daulat Maluku ke Poros Maritim Dunia” yang berlangsung di Pantai Liang, Maluku Tengah, Rabu (25/05/2016).
“ Maluku telah menjadi tol laut terbesar pada jaman penjajahan. Semua penjajah ingin menguasai Maluku karena hasil buminya yang berlimpah. Kini kekayaan itu telah menjadi hak penuh masyarakat Maluku “, Ujarnya.
Komoditas unggulan Maluku yang memuaskan, menjanjikan masyarakat Maluku hidup sejahtera dengan menjaga keseimbangan alam, laut dan darat.
Selain hasil bumi, potensi perikanan Maluku sangat besar. Sebab, pusat bertelur ikan berada di perairan Maluku. Tambah Khow. Oleh karena itu, pengembangan dan pengelolaan perikanan terus digalakan demi kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Kapendam XVI/Pattimura Letkol Arh M. Hasyim Lalhakim, S.E., M.M yang mewakili Pangdam XVI Pattimura, menjelaskan, kekayaan alam Maluku sangat kaya terutama hasil laut tetapi Sumber Daya Manusia (SDM) Maluku belum mampu untuk mengolah kekayaan alam negeri raja-raja ini.
“ Perkelahian antar kampung adalah salah satu faktor pemicu dari angka pengangguran cukup tinggi. Ditambah sumber daya manusia yang belum mampu untuk mengolah hasil laut ataupun hutannya sendiri. Diperlukan pendekatan guna mencari solusi untuk melakukan pelatihan di masyarakat seperti perikanan “ Ungkap Hasyim.
Ditempat yang sama, Lantamal IX Kawasan Indonesia Timur, Kolonel Sait, mengatakan, saat ini pihaknya selalu melakukan patroli rutin untuk mengamankan wilayah laut Maluku sehingga banyak kapal asing yang tertangkap dan digiring ke Pangkalan Halong.
“ Warga harus melaporkan jika ada warga menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak (bom) sehingga mereka dapat diproses secara hokum”, Himbau Sait (EM-Fatah).