Connect with us

Ambon

Batu Merah-Passo Pererat Hubungan Pela Dengan Makan Patita

AMBON,EKSRESIMALUKU.com – Hidup dalam kedamaiana dan saling tolong menolong idealnya selalu dijaga dalam bingkai hubungan  Pela  antara desa  Batu Merah –Passo bukan merupakan ceremonial peradaban kedua negeri, tetapi sungguhan moral religus bahwa masyarakat memiliki rasa persaudaraan. Untuk mempererat hubungan diantara kedua Pela adik – kakak ini, dilaksanakan kegiatan makan patita  kedua negeri yang berlangsung di halaman kantor Desa Passo, Selasa (31/01/2017).

“Pela dan Gandong ampuh dalam menjaga kedamaian dan memberikan pesan moral kebersamaan dan hidup orang basudara”,Ungkap Camat Baguala Megi Lekatompessy dalam sambutannya saat berlangsungnya kegiatan makan patita.

Kegiatan yang  telah ada sejak zaman datuk leluhur dan merupakan modal sosial kultural, yang berbeda dengan daerah lain. Bukan hanya berdasarkan adat budaya tetapi pela gandong juga dibangun berdasarkan agama.
Dalam kesempatan tersebut, Camat  juga mengingatkan agar  masyarakat juga mendukung semua  agenda pemerintah diantaranya   yakni Hari Pers Nasional (HPN)  maupun Pilkada kota Ambon yang akan berlangsung 15 Febuari 2017.

“Masyarakat diharapkan dapat menjaga lingkungan, sehingga masyarakat yang datang dapat membawa pulang citra yang baik dari kota Ambon Manise.  Menyangkut Pilkada kota Ambon   pilihan boleh berbeda tapi   penting agar bersama menjaga kamtibmas, yang merupakan modal utama kehidupan bermasyarakat,”Himbaunya .
Sementara itu Penjabat Desa Passo A. Tanahitumesing dalam sambutannya, mengatakan makan patita merupakan bagian dari silahturahim, karena ditengah situasi dan kondisi seperti ini nilai-nilai dari para datuk leluhur tetap dilestarikan salah satunya pesta negeri dan makan patita bersama. “Kita harus menjaga nilai-nilai yang telah dibangun oleh para leluhur seperti ini,”Ujarnya. Menurutnya, Passo dan Batu Merah merupakan sebuah negeri besar baik dari komunitas Muslim maupun Kristen, dan terkenal akan hubungan Pela yang kuat.

“Di Passo ada Masjid, karena itu tidak ada perbedaan antara Passo – Batu Merah, tetapi kita semua sama. Potong di \kuku rasa di daging, sagu salempeng dibagi dua. Karena itu, nilai ini harus terus dilestarikan sepanjang generasi,”Kata  A. Tanahitumesing.
Dirinya mengungkapkan, wujud Pela kedua negeri ini sangat terasa saat konflik horizontal yang terjadi pada tahun 1999, dimana Passo– Batu Merah mengangkat sumpah untuk semua jalan yang diblokir, dibuka kembali. “Hal ini membuktikan bahwa agama hanya merupakan keyakinan kepada Tuhan, tetapi tujuan kita menunjukan kepada umat manusia apa yang dikehendaki Tuhan,”Ungkapnya.

Hadir dalam kegiatan makan patita penjabat kepala desa Batu Merah, M. Salakiat beserta saniri lengkap, penjabat Desa Passo A. Tanahitumesing beserta saniri, masyarakat kedua negeri, Kapolsek Baguala dan Teluk Ambon pihak kepolisian dari Polsek Baguala. (EM-ADN )

Advertisement

Gempa terkini di Indonesia

More in Ambon