Laporan:Ekspresi Maluku
JAKARTA,EKSPRESIMALUKU.com – Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa pihaknya memberikan bantuan berupa Kapal (boat) riset dan alat pendeteksi keadaan bawah laut yang sedang dioperasikan oleh Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) serta tenaga ahli yang mengoperasikannya untuk membantu proses pencarian pecahan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjadi pada Sabtu, 09 Januari lalu di Indonesia.
Korea-Indonesia
Marine Technology Cooperation Research Center(MTCRC) adalah pusat penelitian
yang dibangun pada September 2018 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea
Selatan dan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI berdasarkan
MoU Kerja Sama Bidang Kematiriman yang ditandatangani pada Mei 2016 lalu. Pusat
penelitian tersebut menjalankan riset bersama, program pendidikan serta
pelatihan di bidang kemaritiman.
Pemerintah
Korsel segera mengambil keputusan untuk menyalurkan bantuan tersebut atas
permintaan darurat dari Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim
Kemenmarves RI Safri Burhanuddin, pada hari Sabtu, 09 Januari 2021 lalu terkait
jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tersebut.
Kapal riset
yang canggih (ARA) yang sedang dioperasikan oleh MTCRC akan dikerahkan untuk
mempercepat proses pencarian pecahan pesawat di dasar laut.
Kapal ARA
merupakan kapal boat berbobot 12 ton yang didatangkan ke Indonesia oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan (MOF) Korea Selatan pada 2020 guna mendorong
program kerja sama survei awal untuk kawasan pesisir Cirebon, Indonesia dalam
skema ODA (Overseas Development Assistance) senilai 5 miliar Won.
Selain itu,
dilengkapi juga dengan alat Multi-Beam Echo Sounder, Sub-Bottom Profiler yang
dapat digunakan untuk 3 dimentional bathymetric survey prediksi pasang surut
dan deteksi dasar laut.
Di samping
itu, kapal ARA didesain secara khusus untuk melakukan riset laut dangkal. Oleh
karenanya, diharapkan kehadiran kapal ARA tersebut dapat sangat membantu dalam
proses pencarian yang dilakukan.
Menariknya,
alat tersebut mampu menghasilkan data yang lebih presisi 10 kali lipat dan
memiliki kecepatan observasi 2 kali lipat dibanding alat lainnya.
Untuk itu, MTCRC telah menerjunkan 15 orang tenaga ahli termasuk kepala MTCRC Park Hansan, kapten kapal riset dan awak kapal 3 orang, 5 orang tenaga ahli untuk mengoperasikan perlengkapan, 7 orang tenaga ahli untuk pendataan ke lokasi pencarian
Kapal ARA yang dilengkapi dengan alat pendeteksi tersebut dalam perjalanan menuju pelabuhan Tanjung Priok berangkat pada Senin, 11 Januari 2021, pukul 4 lewat 30 menit dari Pelabuhan Cirebon tempat kapal tersebut bersandar.
Direncanakan,
Selasa, 12/01/2021, Kapal akan dikerahkan ke lokasi kecelakaan setelah melalui
koordinasi secara mendetil, seperti bagaimana mengakses ke lokasi kejadian,
dengan tim Basarnas Indonesia.
Korea Selatan, sebagai mitra negara yang memiliki hubungan Kemitraan Strategis Khusus (Special Strategic Partnership) dengan Indonesia, akan proaktif bekerja sama dengan Indonesia agar seluruh proses pencarian dapat berlangsung cepat dan aman. (*)