Laporan : Muhammad Sulehu
AMBON_Ekspresim
Demikian dikatakan Kepsek SMPN 2 Ambon, Drs. H. La Siteny diruang kerjanya, Selasa (07/03/2017).
” Keterlambatan pengucuran dana BOS yang hingga saat ini belum dikucurkan sebabkan kebutuhan siswa dan upah tenaga bantu kami berikan separuh dari dana dimaksud”.
Lanjut Siteny, guna memenuhi kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar, tentunya sekolah melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga hutang piutang sudah dilakukan.
Sementara informasi pencairan dana dimasud direncanakan berjalan pada bulan Maret 2017 nanti, akan tetapi sangat disayangkan dalam proses pencairan dana tahapan pertama mendapat dua persen dari sepuluh persen.
“ Dua persen dari sepuluh persen total dana yang mencapai satu miliyar lebih itu, berarti SMPN 2 Ambon mendapat berkisar seratus juta rupiah dari dana yang ada, sementara hutang sekolah sudah lebih”
Siteni berharap pihak yang terkait diantaranya pemerintah kota, provinsi dan pemerintah pusat agar, dalam hal bantuan oprasional sekolah (BOS), khususnya di Maluku jangan disamaratakan dengan sekolah diluar Maluku.
“Menyangkut pembelian barang dan jasa yang berhubungan dengan pengembangan sekolah di daerah Maluku sangat jauh berbeda dengan sekolah diluar daerah,”Harapnya.