Laporan : Ekspresi
AMBON,EKPRESIMALUKU.com – Kendati telah menyandang status Rumah Sakit (RS) Rujukan di Provinsi Maluku, RSUD dr. Haulussy Ambon rupanya masih minim dari sarana dan prasarana.
Hal ini terkuak saat Ketua Komisi D DPRD Maluku, Saadyah Uluputy memimpin pertemuan di ruang rapat RSUD Haulussy, Rabu (22/3/2016).
“Saya bingung, kenapa rumah sakit sebesar ini tidak memiliki genset sebagai alat bantu ketika lampu asal PLN ini mengalami pemadaman,” kesal Uluputy.
Ketiadaan mesin tersebut di RSUD ini, kata Uluputty bisa mengakibatkan banyak hal fatal yang kemungkinan bisa terjadi. Politisi PKS ini menuturkan, pihaknya pada lima tahun lalu pernah melakukan kunjungan dan kedapatan ada masukan ketiadaan genset itu.
“Tapi kok masalah genset ini bisa jadi lagi, kami sangat prihatin sekali, genset pada sebuah rumah sakit yang megah di Maluku sebuah genset aja tidak bisa diurus,” sesalnya.
Lebih parahnya, akibat ketiadaan genset tersebut katanya, salah satu pasien yang merupakan anak dari Pendeta Rikumahu meninggal akibat lampu padam saat operasi berlangsung dan tidak dapat ditolong oleh alat lain setingkat genset. “Ini fatal, sudah ada korban tapi kok RS tidak bisa berbuat apa-apa,” jelasnya.
Dilain sisi, Anggota Komisi D, Ramly Mahulette meminta agar pihak rumah sakit tidak acuh dalam melihat masalah urgent ini.
“Jangan tutup matalah dari masalah ini, karena ini sangat urgent,” katanya.
Ramly merincikan, berbagai jenis bantuan anggaran pemerintahan baik itu APBD, APBN dan DAK yang jika di kalkulasi anggarannya mencapai ratusan milyar itu tapi penanganan fasilitas sarana prasarana sangatlah minim.
Selain itu, dalam laporan berbagai kepala ruangan yang ada di RSUD Haulussy tersebut juga mengeluh minimnya sarana prasarana. Keluhan tersebut datang dari ruang intern wanita yang mengeluh soal kurangnya alat USG sehingga pihaknya meminta untuk ditambahkan.
Kepala ruangan ICCU meminta agar DPRD mendorong adanya penambahan ruangan pasien sehingga pasien tidak ditempatkan pada ruangan emergency. Pada ruangan intern laki-laki, pihaknya meminta agar adanya renovasi ruangan. Ruangan intern laki-laki merupakan ruangan yang paling lama di RS tersebut. Parahnya pada musim hujan, ruangan tersebut tergenang air sehingga membuat pasien tidak betah dengan kondisi kamar yang ada. (EM-ADN)