Ekspresi Maluku
MANIPA-EKSPRESIMALUKU.com-Dalam tatanan globalisasi kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan tren perkembangan yang sangat pesat. Hal itu disebabkan, oleh perubahan struktur sosial ekonomi antar kawasan negara di dunia dan semakin banyak orang yang memiliki pendapatan lebih dan semakin tinggi
Kepariwisataan telah berkembang menjadi suatu fenomena global, menjadi kebutuhan dasar, serta menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati dan dilindungi. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dunia usaha pariwisata, serta masyarakat mempunyai kewajiban yang sama untuk dapat menjamin agar berwisata sebagai hak setiap orang dapat ditegakkan dan di hormati sehingga tercapainya peningkatan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk sosial.
Membangun sebuah Desa Wisata membutuhkan komitmen serta ide bersama lapisan masyarakat, dengan banyaknya potensi yang ada diwilayah Negeri Luhutuban, perlu dilestarikan dan dikembangkan hingga memunculkan satu gagasan ide untuk membentuk Desa wisata pada tahun 2021 berdasarkan kegiatan Anugerah Desa Wisata (ADWI) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Dari kegiatan ADWI inilah maka lahirlah Desa Wisata Negeri Luhutuban Kecamatan Kepulauan Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat dan alhamdulillah termasuk dalam kategori Desa Wisata Rintisan dan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI pada tahun 2021 dan tahun 2022.
Untuk tahun 2023 ini Desa Wisata Negeri Luhutuban tetap berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan ADWI 2023, ini capaian Desa Wisata Negeri Luhutuban pada ajang ADWI 2021 masuk peserta biasa sebagai langkah awal, kemudian pada ajang ADWI 2022 Desa Wisata Negeri Luhutuban masuk dalam kategori 300 besar, bahkan capaian ini adalah keterwakilan dari peserta ADWI dari Kabupaten Seram Bagian Barat
Meskipun pada tahap berikutnya tidak masuk dalam kategori 100 besar maupun 50 besar yang merupakan capain terbaik untuk di lakukan kunjungan secara langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Bapak Sandiaga Salahuddin Uno beserta tim untuk penilaian secara langsung ke Desa Wisata tersebut Pada ajang ADWI tahun 2022. Semoga ADWI 2023 ini Desa Wisata Negeri Luhutuban dapat mencapai hasil dengan capain yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya.
ADWI 2023 merupakan yang ke – 3 kali di lakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Pada ajang ADWI tahun 2021 capaian jumlah pendaftar desa wisata sebanyak 1.831 dan tahun 2022 jumlah capaian desa wisata yang terdaftar sebanyak 3.419 yang terdaftar dari 34 provinsi. Pada tahun 2023 ini Pemerintah menargetkan sebanyak 4000 desa wisata yang terdaftar pada Jadesta untuk mengikuti ajang ADWI 2023.
Tentunya poin penilaiannya adalah pada 5 kategori yang terdiri dari daya tarik pengunjung, homestay dan toilet, suvenir, digital dan kreatif, serta kelembagaan dan CHSE. ADWI 2023 mengusung tema tentang “Pariwisata berkelas dunia untuk Indonesia bangkit (world class tourism). ADWI 2023 bisa menjadi magnet daya tarik Pariwisata sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal serta di harapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa, dan juga peluang lapangan kerja bagi masyarakat.
Semangat kolaborasi pentahelix (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) menjadi kekuatan untuk kemajuan desa wisata di Indonesia wabil khusus desa wisata Negeri Luhutuban Pulau Manipa.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 3 menyebutkan bahwa Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sedangkan pada Pasal 4 menyebutkan tentang Kepariwisataan yang bertujuan untuk:
a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
b. meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c. menghapus kemiskinan;
d. mengatasi pengangguran;
e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f. memajukan kebudayaan;
g.mengangkat citra bangsa;
h. memupuk rasa cinta tanah air;
i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j. mempererat persahabatan antarbangsa.
Desa wisata Negeri Luhutuban ini bertujuan untuk memberdayakan SDM dan SDA yang ada agar eksistensi Desa Wisata ini dapat dikenal dan diakui masyarakat luas sehingga bisa menjadikan nilai tersendiri bagi wisatawan lokal atau mancanegara yang datang untuk menikmati suasana pedesaan yang ada diwilayah Negeri Luhutuban.
Desa wisata Negeri Luhutuban merupakan salah satu Desa/Negeri yang berada di Kecamatan Kepulauan Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat. Desa Wisata Negeri Luhutuban mempunyai wilayah administrasi terbesar dengan memiliki 7 (tujuh) Dusun petuanan yang terdiri dari Amanjaya, Sela, Samala, Labuang Timur, Namae, Pilar, dan Pasir Putih. Negeri ini memiliki 2 (dua) pulau kecil yang indah sebagai daya tarik wisata, yaitu Pulau Luhu dan Pulau Tuban.
Selain itu, terdapat juga berbagai potensi wisata lainnya seperti wisata religi, sejarah, bahari, alam, kuliner, dan budaya serta potensi wisata lainnya yang ada di Negeri Luhutuban. Terlebih masyarakat Negeri Luhutuban adalah masyarakat yang ramah, santun dalam menerima tamu dengan baik.
Potensi wisata unggulan Desa Wisata Negeri Luhutuban adalah pada destinasi Pulau Tuban yang letaknya berhadapan dengan Negeri Luhutuban, kemudian ada juga wisata goa sebagai bukti penyimpanan harta karun yang sampai saat ini masih misterius untuk menemukan harta karun tersebut, selain itu juga ada tanah warna warni yang sangat misterius karena tanah ini hanya menjadi warna seperti cat warna di Pulau Manipa saja, tetapi kalau di bawah ke luar Pulau Manipa maka tanah warna warni ini berubah bentuknya menjadi tanah biasa (tanah laiat).
Selain itu ada juga homestay rumah warga yang siap untuk menginap dengan fasilitas lengkap di dalam rumah. Atraksi budaya dengan tarian kabata, tiop tahuri, silat kampung, tarian cakalele, zikir hadrat dan lainnya yang semuanya telah berjalan dengan baik di Negeri Luhutuban, ada juga kuliner nasi bambu, sagu tumbuh, dodol durian, krepek pisang, sinoli sagu, uha sagu, dan juga ikan koho-koho serta masih banyak lagi sebagai kuliner tradisional di Negeri Luhutuban. Salah satu kelemahan kami dalam mengelola Desa Wisata ini adalah belum tersedianya fasilitas infrastruktur fisik dan non fisik yang lengkap untuk mengawal desa wisata, baik pada produk unggulan untuk di promosikan pada event Pariwisata maupun yang lainnya.
Saat ini pengelolaan Desa wisata Negeri Luhutuban masih dalam kategori Desa Wisata Rintisan dan ini yang kami daftarkan dalam ajang ADWI 2023. Kategori dalam pengelompokan Desa Wisata menuju berkembang, maju, dan mandiri adalah cita – cita dan misi kami kedepan yang tentunya harus di tunjang dengan segala fasilitas infrastruktur pendukung yang memandai.
Semoga pada ajang ADWI 2023 ini dapat menghasilkan nilai lebih kepada kami menuju juara Desa Wisata Rintisan pada salah satu dari 5 kategori penilaian, segala bentuk dari penilaian secara objektif ada pada dewan juri untuk menilai desa wisata tersebut sebagai juara ataupun tidak.
Harapan kami sebagai pengelola Desa Wisata, semoga ada perhatian dari Dinas Pariwisata Provinsi Maluku dan Dinas Pariwisata Kabupaten Seram Bagian Barat untuk lebih memberikan perhatian beserta pelatihan dan bantuan sebagai penunjang peningkatan SDM pada Desa Wisata, apalagi sekarang ini Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat mengangkat tema HUT ke – 19 Th Kabupaten Seram Bagian Barat dengan tagline Wisata Maju, maka segala perhatian dan kebijakan Pemerintah Daerah untuk pengembangan Desa Wisata merupakan langkah strategis demi kemajuan Pariwisata Maluku wabil khusus Kabupaten Seram Bagian Barat.
Salam Pariwisata Maju.
Zainal A.H. Nussy
Ketua Pengelola Desa Wisata Negeri Luhutuban
Memet
