Laporan : Sarmin N Ali
INAMOSOL,EKSPRESIMALUKU.com-Panas pela merupakan salah satu modal sosial yang khas akan kultur hidup orang basudara di Maluku,karenanya pela merupakan sebuah perserikatan ataupun ikatan persaudaraan dari dua atau lebih negeri berdasarkan adat,panas pela tersebut dirasakan lima negeri yaitu, negeri Rambatu, Akolo,Liang Maiya,Mamala dan Morela terikat dalam sebuah pela sumpah darah yaitu mansamanuei dan yapito patai, panas pela tersebut berlangsung secara bersamaan di Negeri Rambatu Kecamatan Inamosol Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Kamis (26/10/2017).
Bupati Kabupaten SBB Muhamad Yasin Payapo menyampaikan bahwa,”Acara sakral panas pela merupakan budaya yang terkandung dalam sebuah nilai ajaran budaya lokal, panas pela juga mengajarkan kita akan sebuah sejarah yang telah lama punah dan kemudian diangkat kembali untuk mengingatkan generasi kita akan sebuah ikatan persaudaran pela gandong,”Paparnya.
Yasin Payapo juga mengingatkan kiranya kita akan selalu mengingat akan sebuah sejarah yang berubah menjadi saudara, kita juga perlu sadari bahwa hidup pela gandong akan selalu terjaga sampai generasi berikutnya dan selalu melestarikan budaya pela gandong sebagai ikatan sakral dalam sebuah sumpah
Sementara Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan Daerah Roni SW Tairas yang hadir saat itu mengatakan,”Panas pela merupakan sebuah ikatan sosial persaudaraan yang mampu melintas batas-batas suku, budaya dan adat maupun agama yang terkandung dalam hubungan panas pela seperti saat ini kita saksikan pengangkatan sumpah antara mansamanuei dan yapito patai”.
Ditambahkannya jika pela juga sangat mencirikan wacana kontekstual anak negeri orang Maluku yang memberikan semacam kode pemikiran serta sebuah petunjuk tentang misteri dalam sebuah sejarah.
Dalam acara sakral panas pela ini disaksikan Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan Daerah Roni SW Tairas , Bupati SBB Moh. Yasin Payapo, Wakil Bupati, Timotius Akerina dan sejumlah Pimpinan SKPD di Lingkup Pemkab SBB.
