Laporan:Ekspresi Maluku
MASOHI,EKSPRESIMALUKU.com
– Minyak tanah (Mitan) langkah di Masohi dan sekitarnya akhir-akhir membuat
publik resah. Baik dari kalangan masyarakat biasa hingga DPRD. Mereka menyoroti
sikap Pemerintah Maluku Tengah dan Pertamina dalam hal ini Fuel Terminal Masohi
yang terkesan membiarkan kelangkaan itu terus berlanjut dari desember 2020
hingga memasuki pertengahan Januari 2021.
Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua melalui sambungan telepon mengatakan, semenjak akhir November 2020, Pemerintah telah mewanti-wanti Pertamina soal potensi kelangkaan mitan yang bakal terjadi jelang natal dan tahun baru ditambah dengan bertambahnya rumah tangga baru serta kondisi pandemi Covid-19.
“Soal
kelangkaan minyak tanah itu sebenarnya kita sudah lakukan permintaan (tambah)
sejak november 2020 tapi belum direspon ” kata Tuasikal Abua, Senin,11/01/2021.
Bahkan
ketika terjadi kelangkaan mitan kata Abua, pihaknya menghubungi langsung pihak
Pertamina guna menambah kuota mitan untuk Maluku Tengah.
“Setelah
terjadi kelangkaan sebagai mana prediksi kita sebelumnya, baru saat ini sudah
ada penambahan kuota,” katanya.
Hal senada disampaikan
Wakil Bupati Maluku Tengah, Marlatu Leleury yang ditemui di Masohi mengatakan,
kelangkaan minyak semestinya sudah diantisipasi oleh Pertamina selaku penyedia
saat Pemda lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Tengah menyurati
Pertamina soal potensi kelangkaan yang harus diantisipasi dengan penambahan
jatah minyak tanah untuk Maluku Tengah.
Leleury
menjelaskan, ada beberapa faktor yang menurut Pemerintah yang seharusnya jadi
pijakan Pertamina untuk beri pelayanan minyak agar tidak terjadi kelangkaan.
Yang pertama
kata Leleury, terjadi pertumbuhan penduduk seiring nertambahnya rumah tangga
baru. Sehingga kuota mitan dari beberapa tahun terakhir yang tidak dibarengi
dengan tambahan kuota maka pasti mitan selalu alami kelangkaan.
“Dengan
pertumbuhan rumah tangga baru dan dikaitkan dengan kebutuhan masak menggunakan
minyak tanah pasti meningkat sehingga kalau kita bandingkan dengan jatah
(mitan) yang itu itu saja pasti kurang terpenuhi,” jelas Leleury.
Leleury
kembali menegaskan bahwa Pemerintah sudah mengantisipasi dengan menyurati
Pertamina agar kuota mitan Maluku Tengah perlu ditambah.
“Oleh karena
itu, Hiswana Migas yang ada di Masohi melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan mereka menyurati Pertamina pada akhir bulan November 2020. Untuk
meminta per Agen itu ditambahan kuota 25 kilo liter tapi nyatanya itu tidak
diberikan,” tutur Leleury.
Leleury
berharap tambahan kuota minyak tanah yang akan didistribusi ke agen bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna minyak tanah.
“Mudah-mudahan
dengan tambahan kuota ini kebutuhan minyak tanah di masyarakat terpenuhi. Tapi
sekali lagi kami ingatkan kepada Pertamina bahwa rumah tangga itu selalu
bertambah sehingga pemenuhan kebutuhan minyak tanah jauh-jauh hari itu diantisipasi,”
harapnya.