AMBON,EKSPRESIMALUKU.com – Negeri Rutah Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, mengalami keretakan tanah, yang diperkirakan panjang keretakan hampir mencapai 100 Meter, yang berada bagian gunung di atas pemukiman masyarakat.
“Keretakan yang terjadi, dapat menenggelamkan sebagian dari perumahan atau pemukiman Warga di Negeri Rutah, dan terancam terjadinya longsor,” Ungkap Tino Karem Somori, Pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) Rabu (14/9/2016).
Somori mengatakan, dari Hasil Tim pemasangan alat pendeteksi dini atau sirine bencana Universitas Gajah Mada (UGM), Jokjakarta, menyatakan status retakan tanah yang terjadi akan berdampak lebih besar lagi, dan warga pun telah diinstrusikan untuk waspada dan BPBD terus pantau perkembangan retakan tanah tersebut.
“Dari pandangan BPBD, ini sudah ada pada level siaga, Kita hitung-hitungan saja jangan sampai curah hujan terus turun, sebab Kalau hujan terus turun pasti beban tanahnya akan tambah berat, sehingga akan berakibat longsor, jadi masyarakat disinii sudah siaga,”katanya
Senada dengan itu, Koordinator Tim Lapangan Pemasangan Alat Peringatan Dini UGM, Bagus Kamarullah mengatakan, pihaknya saat ini telah memasang alat peringatan dini untuk mendeteksi, guna memberikan sinyal atau pemberitahuan ke masyarakat untuk terus bersiaga, terjadinya patahan susulan dengan terus memantau perhitungan resiko (esemen resiko) tentang bisa tidaknya terjadi resiko gempa.
“Saat ini juga, BPBD Kabupaten Malteng, juga telah memasang peta bencana tanah longsor di Negeri Rutah,”ujarnya
Kamarullah mengatakan, untuk pencegahan, mengantisipasi, terjadi keretakan susulan, maka BPBD Maluku Tengah, telah menghubungi BNPB, kemudian BNPB memberikan alat-alat pendeteksi dini tersebut kepada BPBD Malteng untuk kemudian pihaknya memasang alat-alat tersebut di Negeri Ratuh.
“Kami dari UGM memfasilitasi pemasangan dan peningkatan kapasitas penduduk, dalam artian, melakukan pelatihan, bagaimana merespon sirine dari alat, yang telah dipasang yang bernama sistem peringatan dini gerakan tanah. Dan hanya terbatas untuk deteksi dini gerakan tanah. Yang terdiri dari tiga elemen yakni, Rein Geich atau penakar curah hujan, kemudian Tilt Meter atau pengukur kemiringan, dan Extenso Meter atau pengukur keretakan tanah. “jelasnya.
Diakui oleh Ali , salah seorang warga Ruta bahwa memang sering terjadi juga gempa kecil tapi dirinya berharap tidak terjadi musibah. “ Semoga saja tidak terdi musibah, namun kami sudah diberitahu bila terjadi hal yang tidak diinginkan,”Ujar Ali kepada Ekspresi Maluku.
Sementara itu Salah satu Anggota DPRD Kabupaten setempat, Muhammad Daali Tuatoi mengatakan, dirinya selaku Anggota DPRD yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) satu yakni Kecamatan Amahai saat ini dirinya juga turut perihatin dan merasa kuatir dengan kondisi yang dialami masyarakat Rutah saat ini. Bahkan telah ditetapkan statusnya menjadi siaga.
“Kalau saya melihat peta BPBD yang di pasang di depan Kantor Negeri itu, kemudian jalur evakuasi serta, alat sarine yang dipasang, saya juga sangat kuatir, jika terjadi gempa dan longsor,”terangnya.
Tuatoi juga meminta Pemerintah Daerah untuk segera mericek ini, dan harus OnTime melihat perkembang yang terjadi, karena kalau sarine sudah dipasang, itu berarti siaga satu, dan ia memastikan hal tersebut akan disuratkan di Lembaga Wakil Rakyat, di Kabupaten Pamahanu Nusa itu.
“Saya akan berjuang untuk segera menetapkan Negeri Rutah sebagai daerah rawan gempa dalam kategori siaga (awas),”pungkasnya. (EM-AND)